PASURUAN (dialogmasa.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pasuruan gelar Forum Konsultasi publik perangkat daerah tahun 2024 untuk program tahun 2025-2026.
Kegiatan yang dibuka oleh PJ Bupati Pasuruan, Andriyanto ini di laksanakan di ruang rapat gedung dinas pendidikan dan kebudayaan, kamis 22/02/24.
Banyak pihak dilibatkan dalam kesempatan ini seperti diantaranya; Asosiasi petani, steak holder terkait, Media, LSM, Distributor Pupuk, BRIN, BMKG, Perusahaan, Asosiasi petani tebu, Pabrik gula Kedawung, Mewakili masyarakat, dan lainnya.
Dalam sambutannya, PJ Bupati Pasuruan memberikan pencerahan tentang fakta menarik segala persoalan yang ada.
“Persoalan lebih banyak ada pada diri kita sendiri, dimana ia juga mengilustrasikan seorang suami yang menyapa berkali-kali istrinya tidak ada jawaban hingga terakhir sang istri menjawab, “Suamiku tersayang saya sudah jawab 4 kali saya sedang memasak ayam,” ujar Andriyanto.
Lebih lanjut ia tegaskan bahwa orang pintar justru banyak mendengar, dan melalui forum ini pemerintah akan banyak mendengar, “Forum ini momen terbaik untuk mendengarkan rekomendasi dari masyarakat untuk menjadi dasar kebijakan pemerintah,” tutupnya.
Baca Juga: Kemenag Lakukan Validasi Pengukuran Arah Kiblat di MTsN 1 Pasuruan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Lilik Widji Asri menjadi pembicara bersama pembicara lain dari Litbangda dan dari Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan namun berhalangan hadir.
Dalam kegiatan ini banyak sekali masukan audiens yang disampaikan kepada dinas ketahanan pangan dan pertanian.
Salah satu penyampaian hadirin ialah dari KTNA, yang membahas terkait pupuk dan dari Dinas pertanian menjawab bahwa salah satu program yang di lakukan ialah pembuatan pupuk organik. Selebihnya terkait pupuk subsidi dari dinas meminta kepada petani agar bekerjasama dalam bentuk melengkapi segala berkas yang di syaratkan agar tidak ada kendala dalam pelaksanaan di lapangan.
Kemudian petani cengkeh meminta perhatian pemerintah termasuk bantuan dari dana cukai.
Lanjut petani tebu yang berharap bantuan bibit, dan pompa air karena sebagian besar lahan tadah hujan dan bersifat (Tegal).
Di waktu yang sama pecinta tanaman anggrek memberi masukan agar dinas pertanian bekerja sama dengan dinas pendidikan dan kebudayaan agar di masukkan di dalam kurikulum pendidikan berupa pendidikan pertanian sebagai pengkaderan, pengenalan, merangsang minat, dan pendidikan nyata bidang pertanian sejak usia belajar bahkan pihak petani siap menerima pelajar yang akan PKL.
Jurnalis: Ali
Editor: WJ