ARTIKEL (dialogmasa.com) – Dibalik kenikmatan manisnya, gula menyimpan cerita yang lebih kompleks tentang kesehatan dan keseimbangan nutrisi.
Gula, yang secara kimia dikenal sebagai karbohidrat sederhana. Terdiri dari dua komponen utama yaitu glukosa dan fruktosa yang memainkan peran penting dalam metabolisme tubuh manusia.
Perdebatan tentang konsumsi gula semakin mencuat di masyarakat karena pola makan yang kaya akan gula dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan yang menimbulkan kekhawatiran akan kesejahteraan masyarakat.
Seperti yang dijelaskan oleh janes sinaga dkk. Dalam jurnal mutiara pada januari 2024, menjelaskan bahwa “Konsumsi gula yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas karena gula memiliki nilai energi yang tinggi dan memberikan sedikit atau tidak ada nutrisi penting bagi tubuh”.
Dalam jurnal tersebut juga menjelaskan mengenai dampak penggunaan gula yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor sosial, psikologis, dan lingkungan.
Aspek sosial mencakup norma-norma sosial, dukungan dari lingkungan sosial, dan pengaruh dari teman sebaya. Sementara itu, faktor psikologis mencakup keinginan untuk menikmati makanan yang lezat dan memuaskan, tingkat kecemasan, serta stres. Di sisi lain, faktor lingkungan mencakup ketersediaan makanan, harga, dan promosi. Studi menunjukkan bahwa faktor sosial dapat berdampak pada konsumsi gula.
Dilansir dari dari website AHA ( American Health Assosiation ) menjelaskan bahwa penggunaan gula harian untuk laki-laki tidak boleh lebih dari 9 sendok teh (36 gram atau 150 kalori). Sedangkan untuk wanita sebanyak 6 sendok teh (25 gram atau 100 kalori).
Konsumsi gula secara berlebihan sangat tidak dianjurkan karena gula merupakan nutrisi kosong atau kalori kosong yang tidak memberikan manfaat bagi tubuh dan sebenarnya tidak dibutuhkan olehnya.
Dikutip dalam website nestlehealthscience.co.id yang menyebutkan bahwa “Kalori kosong adalah makanan dengan nilai gizi sangat sedikit, bahkan hampir tidak mengandung serat, protein, vitamin, dan mineral. Biasanya kalori kosong ada pada makanan yang banyak lemak padat dengan gula tambahan”.
Kalori kosong sering menjadi penyebab utama obesitas karena meskipun memberikan energi, mereka tidak memberikan nutrisi penting bagi tubuh, sehingga tubuh cenderung sering merasa lapar dengan cepat setelah mengonsumsinya.
Gamal (2021, nov 3 ). “Kita akan selalu laper, kita akan selalu makan terus, kenapa? Karena gula merupakan nutrisi kosong. Engga ada nutrisinya, gula hanya berfungsi sebagai penyedap tidak ada gunanya selain itu “. Diambil dari channel youtube gamal.
Makanan yang memiliki sedikit nilai gizi sebaliknya dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang merugikan.
Memahami dampak negatif mengonsumsi gula bagi kesehatan sangat penting dalam menjaga keseimbangan nutrisi tubuh. Dengan mengurangi asupan gula tambahan, seseorang dapat mengurangi risiko terkena berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan metabolisme lainnya.
Menggantikan sumber gula tambahan dengan pilihan makanan yang lebih sehat, seperti buah-buahan segar atau cemilan rendah gula dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan tingkat energi, dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Dengan demikian, kesadaran akan dampak negatif gula pada tubuh tidak hanya penting untuk kesehatan diri sendiri, tetapi juga merupakan langkah tepat dalam mengembangkan gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan.
Oleh: Faizun