Hadiri Buka bersama KGSKR Gusdurian Pasuruan, DR. Shinta Nuriyah Wahid : Sahur Bersama Mengajak Orang Berpuasa

admin
2 Min Read

Hadiri Buka bersama KGSKR Gusdurian Pasuruan, DR. Shinta Nuriyah Wahid : Sahur Bersama Mengajak Orang Berpuasa

admin
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Komunitas gitu saja kok repot (KGSKR) Gusdurian Pasuruan gelar buka bersama DR. Shinta Nuriyah Wahid di Pandaan hari ini Jumat, 29/03/24.

Buka bersama dengan tema, “Puasa adalah perisai keserakahan dan kemungkaran” ini mengundang banyak elemen masyarakat mulai dari pemerintahan, masyarakat, dan ormas lintas keyakinan serta lintas agama.

Beberapa kegiatan terangkum dalam satu acara buka bersama, mulai dari Pembacaan ayat suci al quran, pembacaan tembang macapat, santunan anak yatim, wejangan oleh ibu Shinta Nuriyah Wahid sebagai inti acara, sesi tanya jawab, dan buka bersama.

Ibu Shinta membawakan wejangan dengan gaya interaktif, diantaranya ia melempar pertanyaan kepada hadirin tentang beda buka dan sahur?

“Apa beda buka dan sahur?” tanya Ibu shinta kepada hadirin.

Kemudian ia menjelaskan, “Berbuka puasa bertujuan untuk membatalkan puasa. Kalau dilakukan bersama banyak orang, sama dengan mengajak mereka membatalkan puasa,” demikian ia menjelaskan terkait makna berbuka.

Menarik menurut ibu Shinta ialah bahwa terkadang yang mengundang berbuka puasa bersama malah tidak berpuasa atau yang diundang yang tidak berpuasa.

“Sebaliknya, sahur bertujuan mengajak orang berpuasa. Tapi kegiatan sahur bersama lebih jarang dilakukan dibanding kegiatan berbuka puasa bersama,” lanjutnya menerangkan makna sahur.

“Saya pilih sahur keliling untuk mengajak orang berpuasa besok harinya, dari pada mengajak orang ramai-ramai membatalkan puasa. Masalah besok setelah sahur mereka puasa atau tidak, bukan urusan saya. Yang penting saya sudah mengajak orang berpuasa lewat sahur bersama,” tutup istri mendiang Gusdur tersebut.

Diketahui bahwa dalam kegiatan sahur bersama keliling yang ibu Shinta gagas, ia tidak hanya mengundang umat Islam untuk sahur bersama, Umat Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan kelompok lain pun diundang.

Shinta tidak membedakan etnis maupun suku orang yang diundang. Semua diundang agar saling menghormati dan bersaudara dalam kemanusiaan walau berbeda dalam keimanan.

Jurnalis: Ali

Editor: WJ

 

1 Comment
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×