Hari Dongeng Nasional, Cak Bagong Ajak Orang Tua dan Guru Kembali Bercerita

Mukhamad Jaffar Sodik
2 Min Read

Hari Dongeng Nasional, Cak Bagong Ajak Orang Tua dan Guru Kembali Bercerita

Mukhamad Jaffar Sodik
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Hari Dongeng Nasional yang diperingati hari ini 28 November 2024 menjadi momen penting untuk merefleksikan tradisi mendongeng yang kian tergeser oleh perkembangan teknologi.

Budayawan asal Prigen, Pasuruan, Cak Bangong, menyoroti kondisi mendongeng yang kini mulai terpinggirkan di tengah arus modernitas.

“Mendongeng adalah salah satu budaya yang pernah berkembang pesat. Hingga saat ini sebenarnya masih ada, tapi posisinya mulai tergeser,” ujar Bangong kepada dialogmasa, Kamis (28/11/24).

Ia menekankan bahwa tradisi ini merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.

Bangong melihat kebiasaan mendongeng, baik oleh orang tua maupun guru, semakin jarang dilakukan, sehingga dalam momentum hari dongeng nasional ini ia kembali mengajak orang tua dan guru untuk berdongeng.

“Bapak ibu sudah jarang mendongeng untuk anaknya, atau bapak ibu guru sudah jarang mendongeng untuk muridnya. Kegiatan ini tergeser oleh gadget, sama halnya dengan kebiasaan membaca buku, novel, atau komik,” tambahnya.

Para pelaku budaya berharap momentum Hari dongeng Nasional dapat membangkitkan kembali tradisi yang sarat nilai tersebut. Mendongeng, kata Bangong, bukan hanya hiburan, tetapi juga media untuk menanamkan kearifan lokal dan mitologi lokal kepada generasi muda.

“Misalnya, sebelum tidur, anak-anak bisa didongengkan kisah heroik, cerita tentang binatang, atau dongeng lain yang mengandung nilai-nilai moral,” ungkapnya.

Hari Mendongeng Nasional mengingatkan pentingnya mempertahankan tradisi ini sebagai upaya melestarikan budaya, membangun karakter generasi muda, dan menanamkan cinta terhadap warisan lokal.

Di tengah perkembangan teknologi, mendongeng bisa menjadi sarana efektif untuk membangun interaksi positif antara orang tua, guru, dan anak-anak.

Tradisi ini bukan sekadar cerita, tetapi juga bagian dari identitas bangsa yang patut dirayakan dan dilestarikan. (Al/Wd)

Leave a Comment
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×