Kisah Nabi Shaleh AS.

admin
7 Min Read

Kisah Nabi Shaleh AS.

admin
7 Min Read

1. Kaum Tsamud.

Setelah kaum ‘Aad dibinasakan oleh Allah dengan angin Taufan, sehingga mengakibatkan semua manusia yang ingkar Bergelimpangan, rumah-rumah dan gedung-gedung hancur berantakan berkeping-keping, binatang-binatang diterbangkan dengan angin taufan yang dahsyat. Akhirnya bumi itu menjadi tandus dan gersang, dan bumi yang tandus itu dihuni oleh bangsa lain. Bangsa itu yang di dalam ‘Al-Qur’an disebut kaum Tsamud. Merekalah yang berkuasa di atas bumi yang dikuasai oleh bangsaitu ‘Aad dahulu itu.

Negeri itu sekarang dirombak dan dibangun kembali sehingga menjadi negeri yang makmur, lebih makmur dibandingkan dengan zaman kaum ‘Aad yang sudah musnah itu. Di dalamnya penuh dengan kebun-kebun, tanaman yang indah, dengan hasil bumi yang berlipat ganda dan membuat mereka tidak kekurangan sesuatu apapun.

2. Tempat Tinggal Kaum Tsamud

Tempat tinggal kaum Tsamud adalah di lereng-lereng gunung, di bukit-bukit, sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Al-Qur’an dalam Surah Al-Fajr ayat 9:

Artinya: “Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar.”

3. Tuhan-Tuhan Kaum Tsamud

Kehidupan kaum Tsamud ini seperti kehidupan ‘Aad dahulu. Mereka membuat kerusakan dan kesombongan, menonjolkan harta kekayaan yang mereka miliki. Mereka mengira bahwa harta kekayaan yang mereka miliki dan yang mereka rasakan adalah untuk selama-lamanya, kesenangan dan kehidupan mereka akan tetap selama-lamanya. Lalu mereka berbuat sekehendaknya menurut hawa nafsunya yang angkara murka, bahkan sampai batu-batu yang tidak berharga itu mereka gunakan sebagai pemujaan dan penyembahan mereka.

4. Shaleh Berda’wah Kepada Kaum Tsamud

Untuk menyampaikan risalah dan menyampaikan ajaran Agama kepada kaum Tsamud yang menyimpang dan menyembah kepada berhala, maka Allah mengutus seorang Nabi yang bernama Shaleh. Dengan penuh kesabaran, Nabi Shaleh menyampaikan Risalah dan mengajak kepada kaum Tsamud menyembah kepada Allah dan melarang menyembah kepada patung-patung dan berhala-berhala. Sebagaimana firman Allah dalam surah Hud ayat 61:

Yang artinya:

“Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka Shaleh, Shaleh berkata: Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia, Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu kemakmurannya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).

Da’wah yang dilakukan oleh Nabi Shaleh tidak mendapat sambutan baik dari kaum Tsamud, mereka malah menentang dan mendustakan ajaran agama dan semua apa yang sudah disampaikan oleh Nabi Shaleh tidak pernah membekas pada pribadi masing-masing kaum.

5. Kaum Tsamud Minta Bukti Mu’jizat Kepada Shaleh.

Banyak tantangan yang dihadapi oleh Nabi Shaleh dalam menyampaikan da’wahnya kepada kaumnya, orang-orang yang ingkar dan tidak beriman selalu saja menentang da’wah yang disampaikan oleh Nabi Shaleh. Dan pada suatu hari kaumnya yang tidak beriman menentang kepada Nabi Shaleh, kalau memang benar-benar Nabi Shaleh sebagai seorang Nabi, maka Shaleh disuruh menunjukkan mu’jizatnya sebagai bukti seorang Nabi.

Menanggapi permintaan kaumnya tersebut, Nabi Shaleh memohon kepada Allah agar diberikan mu’jizat yang dapat ditunjukkan kepada kaumnya. Mendengar doa yang dipanjatkan oleh Nabi Shaleh tersebut, maka Allah langsung mengabulkan, lalu berfirman kepada Nabi Shaleh: “Pergilah engkau hai Shaleh untuk mendapatkan kaummu, dan katakanlah kepada mereka agar mereka berkumpul di luar kota di kaki gunung yang tampak itu, itu dapat melihat mu’jizat yang mereka kehendaki itu. Dari gunung itu nanti akan muncul seekor onta betina yang luar biasa bagusnya, besar dan gemuk, yang tidak pernah mereka lihat selama ini.

Setelah tiba saat yang ditunggu-tunggu, maka datanglah onta betina tersebut yang memang betul-betul bagus dan tidak pernah mereka lihat sebelumnya dan dengan tetek yang penuh dengan air susu itu diambil setiap detik, air susu itu tidak akan habis. Dengan adanya mu’jizat tersebut, orang yang beriman akan bertambah imannya, sedangkan orang-orang yang ingkar bukan nenjadi iman karenanya sebagaimana perkataan mereka ketika meminta mu’jizat dulu, bahkan mereka bertambah iri hati terhadap Nabi Shaleh dan orang-orang yang beriman.

6. Pembunuhan Onta Mu’jizat Nabi Shaleh.

Untuk menunjukkan rasa kedengkian dan rasa iri hati yang terpendam dalam hati kaum Tsamud yang ingkar, maka mereka berencana hendak membunuh onta mu’jizat tersebut, dengan tujuan agar orang-orang yang beriman menghindar dari Nabi Shaleh yang mengajak untuk menyembah kepada Allah dan mengingkari ajaran nenek moyang.

Untuk merangsang agar banyak para pemuda yang mendaftarkan dirinya untuk membunuh onta tersebut, maka dicarikan perempuan cantik yang siap dinikmati segala-galanya sebagai hadiah bagi mereka yang berhasil membunuh onta tersebut. Akhirnya ditemukan seorang perempuan cantik bernama Shaduq binti Mahya akan menyerahkan kehormatannya dengan sepenuh-penuhnya asalkan pemuda tersebut berhasil membunuh onta ttersebut Dan juga seorang wanita tua keparat mau menyerahkan kehormatan anaknya kepada seorang laki-laki yang bernama Qudar Ibnu Salif, asalkan pemuda itu dapat membinasakan onta dari permukaan bumi.

Dengan langkah tegap dan penuh keyakinan, kedua pemuda tersebut pergi untuk membunuh onta, maka Nabi Shaleh berkata:

“Hai kaumku, kamu benar-benar telah berbuat dosa, sekarang kamu boleh bersenang-senang dan bergembira 3 hari saja atas kematian Onta itu. Sesudah tiga hari hujan akan datang, dan ini bukanlah perjanjian yang bohong.”

Tempo tiga hari yang diberikan kepada mereka oleh Shaleh dengan harapan mudah-mudahan mereka insaf, bertaubat, dan mau beriman kepada Allah, tetapi sebelum tiba waktu tiga hari mereka orang-orang yang ingkar tersebut bertanya dan menantang kepada Shaleh: “Percepatlah datangnya siksa yang engkau janjikan itu.” Tidak lama kemudian, mereka merasa ragu dan takut akan datangnya janji Allah itu, maka mereka berencana akan membunuh Nabi Shaleh pada malam itu juga, karena menurut anggapan mereka dengan terbunuhnya Nabi Shaleh, siksa itu tidak akan datang. 

Tetapi sebelum rencana mereka membunuh Nabi Shaleh terlaksana, Allah sudah menurunkan adzab kepada mereka yang ingkar berupa sambaran petir yang sangat dahsyat sekali yang menghancurkan rumah-rumah, gedung-gedung, dan bukit-bukit yang dipergunakan sebagai benteng mereka. Sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat ayat 44:

Artinya: “Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya lalu mereka disambar petir sedang mereka melihatnya.”

Dan firman-Nya yang lain dalam surah Al-A’raf ayat 78:

Artinya: “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat mereka.”

 

Diambil dari buku: Mutiara Kisah  25 Nabi dan Rosul

Karya: Ust. M. Hamid

 

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×