PASURUAN (dialogmasa.com) – Menyusul pernyataan resmi Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, yang di unggah di GUSDURian.net, hari ini Minggu, 03/12/23.
Tentang penyalahgunaan logo GUSDURian oleh sekumpulan orang di Probolinggo saat melakukan deklarasi dukungan kepada salah satu Paslon Presiden dalam pemilu mendatang.
Koordinator Komunitas Gitu Saja Kok Repot (KGSKR) GUSDURian Pasuruan, Mahfud menegaskan bahwa GUSDURian tidak melakukan politik praktis.
“Setiap orang tidak dilarang mengaku sebagai pecinta, pengagum, dan lain-lain kepada Gus Dur,” terangnya.
Namun ia mengaskan bahwa GUSDURian dengan logo yang di catut oleh sekelompok orang yang mendeklarasikan dukungan di Probolinggo itu tidak berpolitik praktis.
“Jaringan GUSDURian telah menjadi sebuah komunitas dalam naungan Yayasan Bani Abdurrahman Wahid dan memiliki logo komunitas (Sebagaimana yang dicatut). Sebagai Jaringan GUSDURian, memiliki kode etik yang sudah disepakati bersama, yakni Tidak Berpolitik Praktis (Dukung mendukung calon tertentu dalam pemilu dan pemilihan),” imbuhnya.
Masih Mahfud, “Bila seseorang atau kelompok yang mengaku pecinta atau pengagum atau apapun alasannya kemudian membentuk komunitas, kemudian menjadi bagian dari Jaringan GUSDURian, maka tidak boleh berpolitik praktis.”
“Bila tidak menjadi bagian dari Jaringan GUSDURian, otomatis tidak terikat komitmen bersama (Jaringan GUSDURian) dalam urusan politik praktis.”
Iapun memberi contoh, “Seperti Barusan Kader Gus Dur yang dipimpin Mbak Yeni, itu berbeda dengan Jaringan GUSDURian. Maka, wajar misalnya memilih berpolitik praktis,” pungkasnya.
Jurnalis: Ali
Editor: WJ