ARTIKEL (dialogmasa.com) – Kami sangat menentang dan mengutuk pernyataan Donald Trump yang menghasut dan arogan, yang memperingatkan bahwa “semua neraka akan terjadi” jika sandera di Gaza tidak dibebaskan.
Retorika seperti itu tidak hanya tidak bertanggung jawab tetapi juga berbahaya, terutama selama krisis kemanusiaan yang sudah meledak dan rapuh. Retorika ini melanggengkan budaya kekerasan, dehumanisasi, dan arogansi militeristik yang telah menghancurkan kehidupan jutaan warga Palestina selama beberapa dekade.
Retorika Donald Trump yang sembrono dan arogan merusak prospek perdamaian dan meningkatkan penderitaan orang-orang yang tidak bersalah. Para pemimpin harus memahami bahwa kata-kata memiliki konsekuensi, dan setiap seruan untuk bertindak harus memprioritaskan keselamatan dan martabat semua manusia, terlepas dari kebangsaan atau agama mereka.
Ancaman Trump akan “neraka” menandakan dukungan untuk tindakan militer yang lebih intensif terhadap Gaza, yang akan memperburuk penderitaan dahsyat yang telah dialami oleh warga Palestina. Gaza dikepung, dengan ribuan orang tewas, rumah sakit dibom, dan pasokan dasar seperti makanan, air, dan obat-obatan diblokir. Meningkatnya kekerasan dengan kedok “menyelamatkan sandera” hanya akan menyebabkan lebih banyak lagi hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah.
Kata-katanya mengabaikan penderitaan yang tidak proporsional dari warga Palestina, yang telah menghadapi pendudukan, blokade, dan kekerasan selama puluhan tahun. Kesombongan dalam nada bicaranya mencerminkan pandangan yang sepihak dan tidak manusiawi yang melihat warga Palestina sebagai pihak yang dapat dikorbankan dalam mengejar tujuan politik dan militer.
Meskipun pembebasan sandera merupakan keharusan kemanusiaan, mengancam seluruh penduduk dengan “neraka” atas tindakan yang tidak mereka lakukan tidak dapat dibenarkan secara moral dan merupakan hukuman kolektif. Lebih dari 2 juta orang di Gaza, setengahnya adalah anak-anak, telah menjadi sasaran apa yang oleh banyak kelompok hak asasi manusia disebut sebagai kejahatan perang.
Pernyataan Trump merupakan lambang sejarahnya dalam mengeksploitasi krisis internasional untuk keuntungan politik. Sikapnya tidak membantu para sandera atau mencapai perdamaian; sebaliknya, hal itu memicu permusuhan dan membenarkan kekejaman terhadap rakyat Palestina.
Pendirian kami terhadap kesombongan ini adalah sebagai berikut:
- Menolak Militerisme dan Ancaman: Kami menolak nada arogan dan militeristik dari pernyataan Trump. Jalan menuju keadilan dan perdamaian tidak dapat diaspal dengan ancaman penghancuran atau kekerasan lebih lanjut. Para pemimpin harus mempromosikan dialog, diplomasi, dan komitmen untuk menegakkan hukum humaniter internasional—bukan mengobarkan api perang.
- Akuntabilitas untuk Semua Pihak:
Situasi penyanderaan, meskipun sangat memprihatinkan, tidak dapat membenarkan pemboman, blokade, dan pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut di Gaza. Setiap tanggapan harus proporsional, tepat sasaran, dan sesuai dengan hukum internasional. Menggunakan sandera sebagai dalih untuk melakukan kekerasan massal tidak dapat diterima. - Kemanusiaan Pertama:
Seorang pemimpin sejati mengadvokasi kesucian semua kehidupan manusia, bukan hanya beberapa orang terpilih. Sementara para sandera harus dibebaskan, krisis kemanusiaan di Gaza, tempat ribuan warga sipil terbunuh, tidak dapat diabaikan. Ancaman kehancuran lebih lanjut hanya memperkuat siklus kekerasan dan memperdalam penderitaan orang-orang yang tidak bersalah.
Kami menyerukan keadilan dan kemanusiaan, daripada menggunakan ancaman dan sikap militeristik, para pemimpin—baik di AS atau di tempat lain—harus bekerja untuk meredakan krisis dan memprioritaskan perlindungan semua warga sipil. Ini memerlukan:
- Perjanjian gencatan senjata segera untuk menghentikan pembunuhan warga sipil.
- Bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza untuk mencegah jatuhnya korban jiwa tak berdosa lebih lanjut.
- Diplomasi untuk mengatasi akar penyebab konflik, termasuk pendudukan ilegal dan blokade Gaza.
- Akuntabilitas internasional untuk memastikan semua pihak mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional.
Pernyataan seperti Trump hanya akan mengobarkan api kebencian dan kekerasan. Dunia tidak membutuhkan lebih banyak kesombongan, ancaman, dan kehancuran—dunia membutuhkan kepemimpinan yang berlandaskan keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Sudah saatnya para pemimpin dunia menolak kesombongan, militerisme, dan hukuman kolektif, serta berupaya mencapai solusi yang berlandaskan keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Apa pun yang kurang dari itu merupakan pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Mohd Azmi Abdul Hamid
Presiden MAPIM