PASURUAN (dialogmasa.com) – Di tengah hiruk pikuk Pasuruan, terdapat sebuah masjid tua yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Masjid yang dikenal dengan nama “Jamik Baitul Atiq” ini sering disebut sebagai masjid tiban karena usianya yang sangat tua, konon sudah mencapai 216 tahun.
Masjid yang terletak di Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Winongan, Pasuruan ini dikatakan dibangun pada tahun 1216 Hijriah atau 216 tahun yang lalu. Usia masjid tersebut diperkirakan berdasarkan tulisan kaligrafi yang terpahat di atas tempat imam.
Meskipun literasi mengenai asal-usul masjid sudah sulit ditemui, cerita turun-temurun menyebutkan bahwa masjid awalnya memiliki ukuran 18 x 25 meter. Namun, setelah melalui proses renovasi, ukuran masjid ini diperluas menjadi 25 x 25 meter.
Kepercayaan akan status keumuran masjid ini juga diperkuat dengan adanya makam Habib Sholeh Semendi yang terletak di Winongan.
Baca Juga: Mbah Syakarudin: Ulama Besar dan Pelopor Dakwah Islam di Bumi Kebon Candi
Habib Sholeh, seorang tokoh Islam, memiliki anak bernama Mbah Sakarudin Keboncandi, yang kemudian memiliki anak bernama Mbah Selaga di Pasuruan.
“Kenapa seperti itu, karena Mbah Semendi ini kan orang Islam, maka otomatis membangun masjid. Bangunnya di mana ya di masjid ini, karena dulu di Winongan masjid pertama itu ya masjid Jamik ini,” ungkap Abdul Rokhim, juru kunci Masjid Jamik Baitul Atiq.
Masjid Jamik Baitul Atiq tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi bukti nyata sejarah Islam yang telah mengakar kuat di kota Pasuruan selama berabad-abad.
Jurnalis: Lio
Editor: WJ
Satu pemikiran pada “Masjid Jamik Baitul Atiq di Pasuruan, Masjid Tua yang Berusia 216 Tahun”