PASURUAN (dialogmasa.com) – Di Desa Kebon Candi, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, hiduplah seorang sosok ulama besar yang menjadi pelopor dakwah Islam, Mbah Syakarudin.
Daerah ini memiliki riwayat sejarah yang kaya sebelum terbangunnya Madrasah Darunnajah, di mana desa ini menjadi primadona bagi para ulama zaman dahulu, seperti Syekh Kholil Bangkalan, guru besar Ulama Indonesia.
Mbah Syakarudin adalah cucu dari Sunan Gunung Jati dan merupakan keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Beliau dikenal sebagai sosok yang tidak suka menonjolkan nama dan martabatnya di tengah masyarakat, meskipun memiliki kedalaman ilmu dan keturunan yang mulia.
Menurut sejarah, Mbah Syakarudin datang ke Desa Kebon Candi bersama ayahnya, Mbah Soleh Semendi, sebagai utusan Kesultanan Cirebon untuk menyebarkan dakwah di Pasuruan.
Baca Juga: Mbah Pandak, Wali Pendiri Pandaan Yang Gugur Menyelamatkan Putri Jawi Dari Kebo Suwayuwo
Di desa ini, yang pada awalnya mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu Budha, beliau berhasil merubah pandangan masyarakat dengan cara dakwah yang damai.
Selain keilmuannya yang luas, Mbah Syakarudin juga dikenal memiliki karomah, salah satunya adalah kemampuannya memindahkan candi-candi yang berada di desa tersebut ke hutan.
Setelah berhasil mengajak masyarakat memeluk agama Islam, sisa-sisa candi tersebut masih dapat ditemukan di tepian sawah.
Meskipun merupakan ulama besar yang berpengaruh di Pasuruan, Mbah Syakarudin lebih memilih untuk menyembunyikan dirinya di hadapan masyarakat luas.
Hal ini menjadikan namanya tidak begitu dikenal dan hanya memiliki sedikit catatan mengenai perjalanan hidupnya.
Kisah perjuangan dan dakwahnya merupakan teladan bagi kita semua dalam menyebarkan ajaran Islam dengan damai dan penuh keikhlasan.
Jurnalis: Lio
Editor: WJ