Oleh: Saiful, Warga Kabupaten Pasuruan
Masyarakat Kabupaten Pasuruan, seperti masyarakat di berbagai daerah lain, menghadapi tantangan besar dalam menjaga ruh persaudaraan. Semboyan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”, yang dulu menjadi pedoman hidup bersama, kini seakan kehilangan makna. Prinsip tersebut hanya menjadi tulisan indah di atas kertas, tanpa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebab utamanya, menurut saya, adalah realitas kehidupan masyarakat yang semakin sulit. Sebagian besar warga sibuk, bukan untuk bersenang-senang, tetapi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ironisnya, bahkan kebutuhan dasar tersebut bagi banyak orang masih sulit terpenuhi.
Keadaan ini memunculkan apatisme.
Orang-orang cenderung hidup sendiri-sendiri, hanya peduli pada diri sendiri. Jika tetangga atau teman mengalami kesulitan, mereka memilih untuk tidak peduli selama dirinya merasa aman. Lebih parah lagi, demi mempertahankan keamanan pribadi, ada yang rela merugikan orang lain.
Rangkaian masalah ini, menurut saya, berakar pada gaya hidup mewah para birokrat dan ketimpangan yang tercipta karenanya. Ketidakadilan ini memperburuk stabilitas sosial dan mengikis kepercayaan masyarakat.
Saran untuk Pemerintah dan Kalangan Berpunya
Saya menyerukan kepada pemerintah, para pedagang, dan mereka yang memiliki kelebihan harta untuk merenungkan posisi dan peran masing-masing. Jika Anda telah meraih banyak—sepuluh, seratus, bahkan satu juta kali lipat dari yang lain—berhentilah menumpuk kekayaan.
Kemampuan Anda untuk meraih lebih banyak seringkali mengambil kesempatan yang seharusnya dimiliki orang lain. Berikan ruang bagi mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan haknya. Jangan mengambil lebih dari yang Anda butuhkan.
Keadilan sosial bukan sekadar pemberian bantuan oleh pemerintah, tetapi juga memastikan bahwa orang-orang kuat dan berkuasa tidak mengambil berlebihan. Pemerintah harus hadir untuk mengatur dan membatasi mereka yang kaya agar tidak melampaui batas kebutuhan dan kecukupan.
Sumber daya alam dan kekayaan dunia adalah milik semua makhluk. Jangan sampai karena merasa mampu, Anda mengambil semuanya tanpa memperhatikan dampaknya pada yang lain.
Menghidupkan Kembali Nilai Persaudaraan
Jika ketimpangan ini tidak segera diatasi, masyarakat akan terus kehilangan nilai-nilai persaudaraan yang menjadi fondasi utama kebersamaan. Saya berharap kita semua, baik pemerintah, pedagang, maupun masyarakat umum, dapat merenungkan kembali peran masing-masing dalam menciptakan kehidupan yang lebih adil dan harmonis.
Kita harus kembali memaknai semboyan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai prinsip yang benar-benar kita amalkan. Hanya dengan bersatu, Kabupaten Pasuruan dapat menghadapi berbagai tantangan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua warganya.