ARTIKEL (Dialogmasa.com) – Suku Tengger, yang membuat rumah di sekitar Gunung Bromo di Jawa Timur, Indonesia, memiliki budaya yang menarik dengan keunikan penggunaan sarungnya. Tersembunyi di dalamnya rahasia identitas yang membedakan gadis remaja, ibu hamil yang siap menjadi ibu, dan wanita yang telah menikah dengan tanggung jawab keluarga.
Penggunaan sarung bukan sekadar mode, tetapi simbol budaya yang mendalam dan menarik bagi suku Tengger. Bagi para pria yang ingin memahami dan menghargai budaya ini, memahami perbedaan dalam penggunaan sarung adalah kunci. Ini adalah cara unik di mana pakaian tradisional menjadi jendela ke dalam kehidupan dan makna dalam budaya yang kaya ini.
Dari sinilah status para wanita bisa terdeteksi, bisa diamati dari caranya membuat simpul sarung, karena setiap simpul dari penggunaan sarung wanita suku Tengger memiliki makna tersendiri. Wanita yang belum menikah memiliki simpul di belakang, sementara yang belum menikah tetapi memiliki pasangan, simpulnya berada di samping kanan. Wanita yang sudah menikah memiliki simpul di depan, wanita yang hamil simpulnya berada di belakang leher dan tergerai di bagian depan, dan yang telah menjadi janda memiliki simpul di sebelah kiri. Inilah kode sederhana yang membantu mengungkapkan status seseorang. Dengan memahami model ini, pria yang tertarik dapat memahami status wanita yang mereka dekati, menciptakan hubungan yang penuh hormat dan harmoni.
Mari berjalan-jalan lebih jauh ke dalam dunia sarung dan budaya Tengger yang indah ini, di mana setiap lipatan menyimpan cerita unik tentang identitas dan perjalanan kehidupan.