PASURUAN (dialogmasa.com) – MTs Hasan munadi merupakan madrasah tsanawiyah yang sangat kental nilai religius apa pesantren. Nilai itu terwujud dalam model pendidikan yang diterapkan kepada anak didiknya.
Salah satu model pendidikan pesantren yang cukup nampak ialah kelas Al Qur’an dan kitab kuning yang di ajarkan setiap hari. Hal ini tidak aneh karena sebelumnya MTs ini memang merupakan sebuah pondok pesantren terbukti dengan adanya kamar-kamar yang dahulu dijadikan tempat tidur para santri.
Hari ini, Sabtu 30 Maret 2024 MTs Hasan munadi menggelar penutupan pondok ramadan yang diisi dengan hataman kitab kuning yang berjudul washoya Al aaba’ Lil abna’ yang artinya wasiat-wasiat ayah untuk anaknya.
Kegiatan hataman kitab kuning tidak hanya untuk siswa dan siswi namun dewan gurupun dengan Hidmat menjadi contoh dengan ikut serta mengikuti hataman kitab kuning tersebut.
Selain mendengarkan Syarah atau keterangan ustad yang memimpin hataman kitab, setiap siswa juga membawa kitab kuning yang dibaca sekaligus menerjemahkannya dengan terjemahan Jawa pego di kitab yang dibawa masing-masing mengikuti bacaaan ustadz pembimbing.
Kepala MTs Hasan Munadi, Ubaidillah menjelaskan bahwa kitab kuning yang dibaca hari ini memiliki kandungan akhlak yang berasal dari Nabi Muhammad SAW.

“Hari ini penutupan pondok ramadan MTs Hasan Munadi Bangle Beji, tadi dimulai dengan Sholat Dhuha berjamaah dilanjut dengan hataman kitab washoya Al aaba’ lil abna’, kitab ini memuat wasiat ayah kepada anak terkait akhlak yang di contohkan dari Nabi Muhammad SAW,” terang Abdillah kepada Dialogmasa.
“Di MTs Hasan Munadi ada kelas Madin dan Al Qur’an setiap hari, kenapa ada kelas Madin dan Al Qur’an di MTs ini? Jawabnya karena banyak fenomena anak-anak yang masuk jenjang MTS/SMP putus ngajinya, maka ini merupakan ide untuk membuat kelas Madin dan Qur’an,”imbuh Abdillah.
Diantara pelajaran yang di ajarkan dalam kelas Madin antara lain kitab akhlak seperti ta’lim mutaallim, ada kitab tentang sejarah, aqidatul awam, termasuk imla’ yaitu tentang metode menulis dengan baik.
Adapun kelas Alqur’an adalah upaya untuk menampung anak-anak yang belum bisa mengaji dan terputus belajar ngajinya karena teman-teman nya sudah naik tingkat berikutnya.
“Melalui kelas Madin dan Al Qur’an harapannya semua pelajar bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan tidak ketinggalan pembelajaran kitab kuning,” pungkasnya.
Jurnalis: Ali
Editor: WJ