Pendidikan Kita di Indonesia, Kehilangan Arah

admin
3 Min Read

Pendidikan Kita di Indonesia, Kehilangan Arah

admin
3 Min Read

Oleh: Mas Ali

Pendidikan di Indonesia, jika kita cermati, tampak kehilangan arah. Pernyataan ini mungkin terdengar keras, tetapi fakta di lapangan mendukung pandangan ini.

Ada dua indikasi utama yang memperlihatkan masalah mendasar dalam sistem pendidikan kita:

  1. Perbedaan Jawaban tentang Tujuan Pendidikan
    Cobalah tanyakan kepada guru, orang tua, dan siswa: Apa tujuan utama menimba ilmu atau bersekolah? Jawaban mereka hampir pasti beragam. Guru mungkin berbicara tentang membangun karakter dan intelektual, orang tua sering berharap anaknya mendapatkan pekerjaan mapan, sedangkan siswa mungkin sekadar ingin lulus atau mencari kesenangan. Ketidaksamaan pandangan ini menunjukkan tidak adanya tujuan bersama dalam proses pendidikan kita.
  2. Kebingungan Pasca-Lulus
    Fenomena ini semakin nyata ketika kita melihat para lulusan yang, setelah bertahun-tahun mengenyam pendidikan, masih bingung menentukan langkah berikutnya. Mereka bertanya-tanya: Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa hidup sejahtera? Pendidikan seharusnya memberi arah, tetapi kenyataannya banyak yang justru kehilangan arah setelah lulus.

Dua hal ini menjadi gambaran bahwa pendidikan di Indonesia sedang tersesat dari tujuan utamanya.

Sebagai penulis, saya meyakini bahwa solusi dari masalah ini adalah menyederhanakan dan menyamakan tujuan pendidikan. Kita perlu merumuskan sebuah visi yang sederhana, jelas, dan bisa diterima oleh semua pihak—guru, orang tua, dan siswa.

Menurut saya, ada tiga tujuan dasar pendidikan yang universal dan relevan:

  1. Kemampuan Bertahan Hidup dan Sejahtera
    Pendidikan harus membekali individu dengan kemampuan untuk mencari nafkah dan mencapai kesejahteraan hidup. Ini adalah kebutuhan paling mendasar yang diakui oleh semua orang.
  2. Kemampuan Bersosialisasi dan Bermasyarakat
    Pendidikan juga harus membentuk individu yang mampu bersosialisasi, hidup rukun, dan berkontribusi pada stabilitas masyarakat. Tanpa kemampuan ini, kehidupan bersama menjadi kacau.
  3. Kemampuan hidup Bahagia dan Damai
    Bagi yang percaya, pendidikan seharusnya menjadi jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagi yang tidak mempercayainya, pendidikan perlu memberikan ilmu untuk mencapai ketenangan jiwa dan kedamaian batin.

Dengan tiga tujuan ini, pendidikan bisa dirancang ulang menjadi lebih sederhana dan berfokus. Kurikulum, metode pengajaran, dan sistem evaluasi harus diarahkan untuk mencapai ketiga hal tersebut. Jika kita mampu mencapainya, kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih spesifik atau individual dapat direncanakan setelahnya.

Kita perlu merenung dan menyederhanakan cara berpikir kita tentang pendidikan. Hidup ini sangat singkat, dan pendidikan seharusnya menjadi alat untuk menjalaninya dengan benar, bukan beban tambahan yang membingungkan.

Mari bersama-sama mendefinisikan ulang arah pendidikan kita, demi masa depan yang lebih baik.

Leave a Comment
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×