PASURUAN (dialogmasa.com) – Di balik deretan sandal jepit warna-warni dan tumpukan mainan anak yang terhampar di Pom Bensin Mindi Sidowayah Beji, terdapat kisah hidup yang mengharukan dari seorang pria bernama Rahmat Dwi Wijaya Sakti, lebih dikenal sebagai Cak Rohmat. Pria dewasa berusia sekitar 50 tahun ini merupakan sosok yang mampu mengatasi keterbatasan fisiknya dengan semangat juang yang luar biasa.
Cak Rohmat berasal dari Cilacap, namun perjalanan hidup membawanya ke Bangil, dan ia tinggal bersama orang tuanya di Ledok. Cobaan datang ketika orang tua tercintanya meninggal dunia, meninggalkan Cak Rohmat bersama adik perempuannya.

Tampak Cak Rohmat berdiri disamping barang dagangannya dengan tatapan yang mantap
Kini, adik perempuan Cak Rohmat telah menikah dan bekerja di Cymori Prigen, dengan suaminya yang bekerja sebagai supir, sementara cak Rohmat harus menghadapi kenyataan pahit karena menderita penyakit stroke, yang membuat bicaranya menjadi samar dan anggota tubuh sebelah kanannya kehilangan kekuatan.
Untuk memenuhi kebutuhannya bertahan hidup, ia memutuskan untuk berjualan di area Pom Bensin Mindi Sidowayah Beji, yang terletak di jalan Bangil-Pandaan. Dagangannya berupa sandal jepit dan mainan anak dengan harga terjangkau, berkisar antara Rp. 1.000 hingga maksimal 5.000 rupiah.
Setiap hari, Cak Rohmat memulai aktivitas berjualannya sejak pukul 10 pagi hingga pukul 8 malam, meskipun dengan kondisi yang lemah. Sebenarnya ia memiliki empat orang anak dan pernah menikah, tetapi situasi telah memisahkan mereka.
“Saya tinggal di Ledok sama adik saya. Saya punya empat anak, tapi mereka sama ibunya di Cilacap,” ungkap Cak Rohmat saat ditemui awak media pada hari Rabu, 30 Agustus 2023.
“Saya sakit stroke dan sempat mati separuh.” Tambahnya.
Semangat dan keteguhan hati Cak Rohmat mengajarkan kepada kita semua arti dari keberanian dan tekad yang tak kenal lelah. Meskipun dalam keterbatasan, ia berjuang untuk hidup dan merawat adiknya. Dalam dunia yang sering kali sibuk dan penuh tantangan, kisah Cak Rohmat mengingatkan kita akan pentingnya saling peduli dan tolong-menolong.
Jurnalis: Ali
Editor: Wardah