PASURUAN (dialogmasa.com) – Pemerintah Desa Manaruwi menggelar kegiatan sosialisasi kesehatan ibu dan anak pada Kamis kemarin (14/12/23).
Acara yang dihadiri oleh 60 peserta ini bertujuan untuk membahas konsep dan kebijakan penurunan stunting di desa tersebut.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Dalam kegiatan ini, Eny Mara Qonita hadir sebagai pembicara utama. Dalam paparannya, Eny Mara Qonita menjelaskan, “Stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Ada dua sebab, yaitu langsung dan tidak langsung.”
“Sebab langsung termasuk kurangnya asupan gizi ibu hamil dan kebutuhan gizi anak yang tidak terpenuhi di bawah usia 2 tahun,” lanjut Qonita menerangkan.
“Sedangkan sebab tidak langsung melibatkan faktor seperti keluarga yang kesulitan menyediakan bahan pangan, kurangnya pemahaman menyajikan menu makanan bergizi, rumah tidak sehat, sanitasi buruk, dan keterbatasan akses air bersih serta layanan kesehatan.”
“Target program stunting remaja putri 10-24 tahun, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil dan nifas, anak usia 0-59 bulan, serta keluarga berisiko stunting atau lebih dari satu jenis risiko menjadi fokus utama,” tutupnya.
Berikut Tips Mencegah Stunting:
- Aktif minum obat tambah darah.
- Bumil teratur periksa.
- Cukupi protein hewani.
- Rutin datang ke posyandu.
- Eksklusif ASI 6 bulan hingga 2 tahun.
Jurnalis: Ali
Editor: WJ