Tanggapi Rapat Penyuluh dengan Komisi II, Petani Sampaikan Banyak Kendala Lain yang Belum Diutarakan

Diary Warda
2 Min Read

Tanggapi Rapat Penyuluh dengan Komisi II, Petani Sampaikan Banyak Kendala Lain yang Belum Diutarakan

Diary Warda
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Dalam rapat koordinasi yang digelar Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan bersama koordinator penyuluh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian di 24 kecamatan, Senin pagi, (04/11) berbagai kendala di sektor pertanian telah disampaikan.

Beberapa masalah utama yang diungkapkan penyuluh mencakup kelangkaan pupuk bersubsidi di pasar serta usulan pembangunan waduk di Kecamatan Lumbang. Waduk ini diharapkan dapat berfungsi sebagai penampung air hujan dari hulu, guna mengatasi masalah banjir.

Menanggapi hasil rapat tersebut, sejumlah petani dan pegiat pertanian turut menyampaikan kendala-kendala lain yang menurut mereka belum terangkat dalam pertemuan itu. Para petani mengungkapkan bahwa masih banyak “pekerjaan rumah” yang perlu diperhatikan demi keberlanjutan dan kesejahteraan sektor pertanian di daerah.

Supaat, pegiat pertanian dari (LPPNU), menyampaikan pentingnya perbaikan saluran-saluran air yang rusak. Ia menjelaskan bahwa saluran air yang rusak menyebabkan lahan subur menjadi tidak produktif dan kemudian hari beralih fungsi menjadi perusahaan, seperti yang terjadi di wilayah Warungdowo.

“Lahan subur seharusnya tidak dijadikan bangunan. Lahan tidur harus dimanfaatkan untuk pertanian, sebagaimana kebijakan dari pemerintah,” jelas Supaat.

Ia juga mendorong pemerintah untuk kembali memfungsikan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai penampung hasil pertanian agar dapat menstabilkan harga 10 bahan pokok.

Senada dengan Supaat, Tamaji, seorang petani dari Nongkojajar, mengusulkan agar pemerintah turut mengambil peran dalam membeli dan mengelola hasil pertanian, bukan memberikan subsidi pupuk.

Ia juga menyarankan agar kebijakan impor dilakukan hanya saat mendesak, seperti untuk pengadaan sapi guna percepatan populasi atau bibit unggul. “Judul pemerintah swasembada pangan, maka maksimalkan produksi lokal dan hindari impor,” imbuhnya.

Masukan dari para petani ini menunjukkan masih banyak tantangan yang perlu mendapat perhatian lebih serius. Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan diharapkan dapat mempertimbangkan berbagai kendala yang disampaikan oleh petani dan pegiat pertanian, agar sektor pertanian di Kabupaten Pasuruan semakin maju dan para petani bisa lebih sejahtera. (Al/Wd)

Leave a Comment
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×