GERSIK (dialogmasa.com) – Nur Rahman adalah nelayan yang tinggal di Dusun Dedawang Desa Teluk Jati Dawang Kecamatan Tambak Bawean Kabupaten Gersik.
Ia berprofesi sebagai nelayan. Tiap kali melaut Pak Nur menghasilkan sedikitnya 1 ton Ikan Pindang dan Layang
“Sebelum gempa menerjang Bawean ekonomi pak Nur tergolong cukup. Namun setelah gempa ekonominya sedikit terganggu. Apalagi saat ini, melaut tak berani kawatir terjadi gempa lagi. Hal ini juga dialami teman seprofesi di kampungnya Dusun Dedawang yang pekerjaan utamanya adalah nelayan,” Ungkapnya.
Meski demikian tidak mengurangi niat pak Nur untuk membantu masyarakat sekitar yaitu dengan membantu tenda yang sederhana dan membantu dalam hal pemenuhan dasar hidup masyarakat yaitu makanan.
“Saya membantu masyarakat disini dengan mendirikan tenda seadanya, jika terjadi hujan ya bocor dan jika panas juga kepanasan. Selain itu, juga membantu menyetok makanan berupa sembako untuk pemenuhan pengungsi,” Kata Nur
Pasca gempa ia menyampaikan bahwa sebelumnya masyarakat di Dusun Dedawang tinggal di tenda yang dibangun di atas pegunungan. Mereka mengaku tinggal di tenda seadanya, dengan hanya beralaskan terpal maupun tidur di rerumputan. Ia menyampaikan bahwa masyarakat tinggal di tenda seadanya selama 2 minggu, sering stress dan terganggu kesehatannya.
Namun, hal tersebut berubah dengan adanya bantuan yang diberikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) berupa temporary shelter, ia dan masyarakat Dusun Dedawang dapat terbantu untuk tinggal di tenda yang lebih layak dibandingkan dengan tenda yang sebelumnya.
Tenda Temporary Shelter yang terbuat dari Bambu dan Terpal merupakan tenda yang aman jika ada gempa susulan yang terjadi, serta di dalam tenda juga diberikan penyekat untuk memberikan rasa yang aman dan nyaman bagi pengungsi gempa Bawean.
Per tanggal 12 April 2024, PMI sudah mendirikan Temporary Shelter sebanyak 19 Tenda untuk masyarakat yang terdampak gempa bawean di Kecamatan Tambak serta Sangkapura.
Jurnalis : Abdul