Waspada Leptospirosis, Dinkes: Kota Pasuruan Bukan Endemis

admin
2 Min Read

Waspada Leptospirosis, Dinkes: Kota Pasuruan Bukan Endemis

admin
2 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – Memasuki musim penghujan, masyarakat Indonesia diharapkan waspada dengan penyakit penyerta banjir.

Salah satu penyakit penyerta banjir yang jarang diketahui oleh masyarakat adalah penyakit Leptospirosis.

Kepala Bidang P2P (Kesehatan Masyarakat) Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Nenny Kusumawardani mengatakan, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Leptospira SP.

Kuman tersebut, lanjutnya, masuk ke tubuh melalui kulit luka, selaput ukosa (mata, hidung, mulut) yang kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi kencing tikus yang terinfeksi kuman leptospira.

Gejala penyakit leptospirosis diantaranya, demam mendadak, lemah, mata merah, kekuningan pada kulit, sakit kepala, hingga nyeri otot betis.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa di wilayah Kota Pasuruan belum ada kasus penyakit leptospirosis.

“Alhamdulillah. Kota Pasuruan bukan endemis leptospirosis. Tidak pernah ada kasus tersebut. Tetapi, tetap sebagau upaya pencegahan harus kami sampaikan ke masyarakat,” papar Nenny saat dikonfirmasi, Jumat (9/02/2024).

Baca Juga: Tentang Plengsengan Sungai Kedunggaleng, Dinas PU SDA Jatim : Sudah Kita Inventarisasi

Pencegahan;

1. Menghindari kontak dengan lingkungan terkontaminasi

2. Menggunakan APD (alat pelindung diri) ketika beraktivitas dengan lingkungan terkontaminasi (sarung tangan, sepatu boot, masker, dll)

3. Higiens sanitasi lingkungan (kebersihan tempat sampah/ rongsokan, menutup genangan, mengurangi jumlah tikus, dll)

4. PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dengan mencuci pakai sabun bagian tubuh yang kontak dengan lingkungan terkontaminasi.

Jurnalis: Lio

Editor: WJ

3 Comments
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×