PASURUAN (dialogmasa.com) – Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya mengadakan workshop di SMA Al Ma’hadul Islami, Sabtu 04/11/23.
Workshop bertajuk “Peningkatan Kesadaran Terkait Isu Konsumerisme dan Solidaritas Global dalam kerangka Global Citizenship Education (GCED) Bagi Pelajar SMA di Kabupaten Pasuruan.”
Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka bersama kurang lebih 50 siswa dan siswi SMA Al Ma’hadul Islami dan dipandu oleh dosen Program Studi Hubungan Internasional, Abdullah.
Pengabdian masyarakat ini merupakan implementasi dari kajian ilmu globalisasi di Program Studi Hubungan Internasional. Program Studi HI sendiri menekankan pada pentingnya memahami dinamika di tingkat global dan melihat implikasinya di tingkat lokal, begitu pula sebaliknya.
Abdullah menyatakan kegiatan ini merupakan upaya untuk menyiapkan generasi muda, khususnya pelajar, agar menjadi bagian dari Global Citizen, memiliki Global Responsibility, dan mampu mengimplementasikannya ke dalam Global Action.
“Peristiwa Palestina-Israel tentu menjadi perhatian bagi kita. Hal ini terkait penggunaan senjata bom, bahkan genoside, yang memberi dampak besar bagi kehidupan dunia global,” terang Abdullah.
“Penggunaan senjata berbahaya akan mengakibatkan krisis di dunia, beberapa di antaranya berupa krisis air, krisis pangan, serta peningkatan gas emisi rumah kaca yang berbahaya bagi korban perang dan juga bagi kita. Meskipun tidak terdampak secara langsung, namun kita yang berada di belahan bumi lainnya juga ikut merasakan akibat berbahaya dari peperangan ini,” tambahnya.
Abdullah mendorong agar kita semua turut serta menjaga kelestarian lingkungan sejak dini dan dimulai dari lingkungan terdekat.
“Untuk menyelesaikan permasalahan seperti ini, kita harus mampu menemukan akar permasalahan kemudian menemukan solusinya. Hal itu wajar untuk dilakukan sebagai masyarakat global yang sadar akan kelestarian bumi kemudian turut serta menjaganya,” papar Abdullah.
Menurut Abdullah, Generasi Z harus membekali diri dengan 3 hal sebagai wujud solidaritas global.
“Generasi Z harus membekali diri dengan 3 hal yakni; Pengetahuan, Rasa kepedulian dalam masyarakat, dan perilaku nyata. Semua itu agar terjadi perubahan yang baik dan nyata dalam penanganan sebuah isu global,” tutup dosen UB itu.
Perwakilan Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya, Warda Abidin turut memberikan materi tentang kebiasaan yang mulai dianggap wajar di era generasi Z saat ini.
”Seringkali kita membeli baju atau barang-barang yang tidak begitu penting dikarenakan tren yang sedang ramai di media sosial, seperti baju berwarna fushia dan sage green yang terkadang susah untuk digunakan kembali dikarenakan warnanya yang terlalu mencolok atau terkadang keluar dari zona nyaman berpakaian kita hanya karena tren,” demikian Warda menjelaskan.
Kemudian Warda melanjutkan, “Mungkin permasalahan tersebut terlihat sepele, namun dampaknya akan berbahaya bagi lingkungan, sosial-ekonomi, psikologis bahkan politik.”
“Untuk mengatasi tersebut, ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan, yakni dengan menghindari industri fast fashion, membatasi konsumsi, mempraktikkan 3R yakni reduce, reuse, dan recycle,” tutup Warda.
Acara workshop berlanjut dengan sesi diskusi juga game roleplay, dimana anak-anak diajak membuat campaign kesadaran konsumerisme. Dalam sesi ini peserta diminta untuk menerapkan materi dengan cara menggambar dan menuliskan kampanye sebagai warga negara global yang solid untuk menjaga lingkungan.
Sesi ini dikemas menarik, dimana peserta dapat memanfaatkan tools kit yang telah diberikan untuk menciptakan kampanye-kampanye kreatif.
Jurnalis: Ali
Editor: WJ